Minggu, 02 Juni 2013

SDM KONSTRUKSI INDONESIA

Dalam paparan Kementerian Pekerjaan Umum mengenai "Gerakan Nasional Pelatihan Konstruksi 2010-2014", disebutkan bahwa kemampuan sumber daya manusia (SDM) di bidang konstruksi sudah mencukupi bila diukur secara nasional, tetapi masih lebih rendah bila diukur secara internasional. Selain karena kualitas keluaran perguruan tinggi nasional masih dianggap di bawah standar internasional, kelemahan SDM yang masih menonjol mencakup empat hal.

Kurangnya minat mengembangkan kompetensi (self improvement) di kalangan tenaga profesional konstruksi.
  1. Perilaku (attitude) yang kurang mendukung profesionalitas, seperti : rendahnya disiplin, mengabaikan ketepatan waktu, kurangnya kreativitas, dan perasaan inferior terhadap tenaga asing.
  2. Hambatan komunikasi, karena keterbatasan penguasaan bahasa asing (terutama bahasa Imggris), lemahnya kemampuan komunikasi personal, dan rendahnya penguasaan teknologi informasi.
  3. Lemahnya kemampuan kerjasama (teamwork) dan kepemimpinan (leadership) dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang kompleks dan melibatkan berbagai keahlian/ketrampilan.
Kekurangan ini kiranya perlu disadari bersama, khususnya bagi para pelaku (konsultan dan kontraktor) untuk tidak memupuk sifat complasent, atau cepat merasa puas diri atas kegiatan/pekerjaan yang sudah diperoleh, khususnya yang didapat dari "kedekatan" dengan pihak pemerintah atau perusahaan swasta domistik sebagai pemberi tugas. Mereka perlu memahami arti penting dari continuing professional development (CDP) agar dapat bertahan dan memenangi persaingan yang sengit di era liberalisasi pasar saat ini. Bila tidak, mereka tidak akan mampu selamat dari apa yang disebut "konsekuensi seleksi alam" dalam percaturan bisnis konstruksi global.

0 komentar:

Posting Komentar

Video Anda

Asosiasi

Asosiasi
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia