Minggu, 03 Maret 2013

ALAT PANCANG PONDASI (Bagian 2)

Untuk memancangkan tiang pancang ke dalam tanah dipakai alat pancang (Pile Driving Equipment). Alat pancang yang umum dikenal oleh pengguna sektor konstruksi ada 3 macam, yaitu drop hammer, single acting hammer, dan double  acting hammer.

Prinsip kerja dari drop hammer yaitu hammer ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian hammer tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang. Alat pancang ini kerjanya sangat lambat jika dibandingkan dengan alat-alat pancang yang lain, dan jarang digunakan dalam pembangunan konstruksi berat dan modern.

Sedangkan cara kerja single acting hammer yaitu hammer diangkat ke atas dengan tenaga uap sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian hammer tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang. Jadi tenaga uap digunakan untuk mengangkat hammer saja.

Double acting hammer memiliki cara kerja yaitu hammer diangkat ke atas dengan tenaga uap sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian hammer tersebut ditekan ke bawah dengan tenaga uap. Jadi hammer jatuh dengan kecepatan lebih besar daripada single acting hammer.

Hydraulic Jacking Injection

Pemancangan pada area perkotaan yang padat penduduk dan keberadaan bangunan-bangunan yang rapat, sering digunakan Hydraulic Jacking Injection System. Injeksi tiang pancang dilakukan dengan menekan tiang pancang ke dalam tanah menggunakan alat hydraulic Static Pile Driver (HSPD). Keunggulan sistem ini adalah ramah lingkungan, karena dalam pelaksanaannya hampir tidak menimbulkan getaran dan kebisingan. Proses pelaksanaannya juga cukup cepat, produktivitasnya bisa mencapai 100 meter tiang terpancang per hari untuk satu alat HSPD. Untuk sistem ini tidak diperlukan lagi loading test, karena manometer gauge pada alat pancang HSPD langsung dapat memperlihatkan daya dukung (bearing capacity) dari setiap tiang pancang.

0 komentar:

Posting Komentar

Video Anda

Asosiasi

Asosiasi
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia