Rabu, 06 Maret 2013

PERKEMBANGAN PERHITUNGAN GEMPA

Perhitungan struktur bangunan yang menerima beban gempa terus berkembang. Dari yang awalnya perhitungan linear, sekarang sudah non linear. Pada awal mulanya perhitungan gedung tahan gempa dilakukan secara sederhana, yaitu dengan mengalikan massa tiap lantai terhadap suatu persentasi tertentu. Kemudian kita mengenal konsep distribusi gaya gempa dengan diagram segitiga dengan puncaknya di lantai atap. Lalu muncul konsep desain kapasitas yang mulai diterapkan di Indonesia lewat Peraturan Perencanaan Tahan Gempa untuk Rumah dan Gedung 1983. Menjelang millenium ketiga, metode analisis 3D dengan menggunakan respon spectrum mulai dipakai sejalan dengan perkembangan perangkat komputer dan piranti lunak yang canggih.

Semua cara perhitungan itu masih berbasis kekuatan yang mempunyai berbagai kelemahan. Salah satu masalah pokok dalam perancangan tahan gempa berbasis kekuatan antara lain adalah masalah kekuatan elemen. Pada analisis konstruksi beton, umumnya diambil konstanta tertentu untuk derajat keretakan komponen struktur, tanpa melihat tingkat pembebanan, lalu dilakukan analisis vibrasi bebas. Masalah kedua menyangkut asumsi yield curvature yang kita gunakan untuk suatu penampang beton, yang seharusnya berhubungan langsung pada kekuatan penampang beton itu sendiri. Tetapi selama ini masih diasumsikan tidak.

Konsep perhitungan pada SNI gempa terbaru berbeda dengan sebelumnya. Gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan periode ulang 2500 tahunan yang merupakan gempa maksimum yang mempertimbangkan resiko tertarget (Maximum Considered Earthquake Targeted Risk / MCER).

Sedangkan parameter yang digunakan, diantaranya adalah percepatan gempa batuan dasar yang terdiri dari percepatan batuan dasar periode 0,2 detik (Ss) dan percepatan batuan dasar periode 1,0 detik (S1). Selain itu juga dipertimbangkan faktor amplifikasi dan percepatan gempa maksimum.

Ketentuan lainnya yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah gempa desain untuk struktur, seperti berapa tahun periode ulang gempa yang digunakan dan berapa kinerja minimum (life safety) yang dibutuhkan. Kategori resiko (KR) dan faktor keutamaan gempa (Ie) juga termasuk dalam bahan perhitungan. Perlu juga ditetapkan kategori desain seismik (KDS) struktur gedung atau non gedung.

0 komentar:

Posting Komentar

Video Anda

Asosiasi

Asosiasi
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia