Sesuai dengan perkembangnan teknologi beton yang demikian pesat, ternyata kriteria mutu beton juga selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat mutu yang berhasil dicapai.
Pada tahun 1950an, beton dengan kuat tekan 30 MPa sudah dikategorikan sebagai beton mutu tinggi. Pada tahun 1960an hingga awal 1970an, kriterianya lebih lazim menjadi 40 MPa.
Dr FX Supartono, seorang praktisi civil engineering mengatakan, saat ini yang disebut beton mutu tinggi untuk kuat tekan di atas 50 MPa, dan di atas 80 MPa sebagai beton mutu sangat tinggi. Sedangkan untuk di atas 120 MPa bisa dikategorikan sebagai beton bermutu ultra tinggi.
VHSC (very high strength concrete) atau beton mutu sangat tinggi memiliki kekuatan tekan jauh di atas 100 MPa setelah tujuh hari curing. Dengan beton mutu sangat tinggi, dimensi dari struktur dapat diperkecil, sehingga berat struktur menjadi lebih ringan, hal tersebut menyebabkan beban yang diterima pondasi secara keseluruhan menjadi lebih kecil pula. Jika ditinjau dari segi ekonomi hal tersebut tentu akan lebih menguntungkan.
Di samping itu, untuk bangunan bertingkat tinggi dengan semakin kecilnya dimensi struktur, pemanfaatan ruang akan semakin maksimal. Porositas yang dihasilkan beton mutu sangat tinggi juga lebih rapat, sehingga akan menghasilkan beton yang relatif lebih awet dan tahan sulfat, karena tidak dapat ditembus oleh air dan bakteri perusak beton.
Oleh sebab itu penggunaan beton bermutu sangat tinggi tidak dapat dihindari dalam perencanaan dan perancangan struktur bangunan.
0 komentar:
Posting Komentar