Sabtu, 30 Januari 2016

Thrucrete | Beton Berpori

Kurangnya ruang terbuka hijau serta daerah resapan air dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar saat musim hujan tiba dan bencana banjir mulai melanda. Terbatasnya lahan menjadi salah satu penyebab mengapa ruang terbuka hijau sulit sekali ditemukan, khususnya pada daerah perkotaan. Karena itu, pembangunan infrastruktur dinilai membutuhkan sebuah inovasi serta teknologi baru sekaligus memberikan sebuah solusi. Menyikapi hal tersebut, Holcim Indonesia melalui anak perusahaanya memperkenalkan sebuah inovasi serta solusi beton berpori ramah lingkungan yang diberi nama Thrucrete.

Holcim Thrucrete ini merupakan salah satu inovasi perkerasan beton berpori yang ramah terhadap lingkungan, karena dapat mencegah terbentuknya genangan air di area beton ketika tengah terjadi hujan. Beton tersebut memungkinkan air yang mengalir terserap melalui rongga beton, untuk selanjutnya dapat diserap oleh tanah. Aplikasi Thrucrete ini sudah diterapkan pada jalur pejalan kaki di kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan serta di landasan pacu Bandara Juanda, Surabaya pada bahu area taxiway seluas 3500 m2.


Berbeda dengan sifat beton biasa yang kedap air serta memiliki rongga sebesar 2% saja, Thrucrete sendiri dapat menampung air 66 liter/m2. Setara dengan hujan lebat berintensitas 20mm/jam. Dalam menyerap air, rongga udara yang ada di beton Thrucrete berfungsi sebagai penyimpan air sementara sebelum turun dan diserap oleh tanah. Dari air yang jatuh, sekitar 95% air akan terserap oleh Thrucrete, dan 5% air terbuang ke parit.

Waktu pengerjaan beton jenis ini, pada umumnya relatif sama dengan pembuatan beton biasa. Perbedaanya terletak pada metode serta komposisi beton. Dari segi pemeliharaannya sendiri, Thrucrete cukup disemprotkan dengan air agar rongga-rongga yang tertutup debu dapat dibersihkan sehingga tidak terjadi block pada area rongga beton.

Video Anda

Asosiasi

Asosiasi
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia