Minggu, 19 Juli 2015

Self Compacting Concrete (SCC)

Beton merupakan material yang terdiri dari campuran semen, agregat kasar, agregat halus, air, dan bahan tambahan (admixture) bila diperlukan. Umumnya beton yang banyak digunakan dalam proses konstruksi adalah beton normal. Selain proses pembuatannya yang relatif mudah, beton normal juga dinilai lebih ekonomis. Namun, tidak jarang dalam proses pengecoran beton normal sering mengalami kendala yang diakibatkan oleh terlalu rapatnya jarak antar tulangan. Akibatnya terjadi pemisahan (segregasi) antara agregat halus, semen, dan air dengan agregat kasar. Oleh karena itu, dalam perjalanannya beton normal terus mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kebutuhan konstruksi yang ada. Salah satunya dikembangkan beton jenis Self Compacting Concrete (SCC).


Beton dapat dikategorikan sebagai SCC apabila beton tersebut memiliki sifat-sifat tertentu, diantaranya memiliki nilai slump yang tinggi, berkisar antara 500 - 700 mm (Nagataki dan Fujiwara 1995). Akibatnya, SCC memiliki flowability yang tinggi, mampu mengalir memenuhi bekisting dan mencapai kepadatan tertingginya sendiri. Sehingga lebih kedap, porositasnya lebih kecil, susutnya lebih rendah, dalam jangka panjang strukturnya lebih awet (durable), tampilan permukaan betonnya lebih baik dan halus, sehingga nilai estetis bangunan menjadi lebih tinggi.  Kuat tekan betonnya bisa dibuat untuk mutu tinggi atau sangat tinggi.

Pengembangan SCC di Indonesia masih terbatas pada metode uji coba mix design. Berbeda dari beton normal pada umumnya, komposisi semen yang dibutuhkan pada mix design SCC lebih banyak jika dibandingkan dengan komposisi semen pada beton normal (Okamura dan Ouchi 2003). Hal inilah yang juga sering dijadikan penelitian untuk menemukan bahan tambahan pengganti semen yang sesuai dengan sifat dan karakteristik semen itu sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar

Video Anda

Asosiasi

Asosiasi
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia