Minggu, 24 Februari 2013

PENGELOLAAN KONFLIK DI PROYEK

Menjadi Manajer Proyek yang sukses tak lepas dari bagaimana sang Manajer Proyek menyelesaikan setiap konflik yang hadir di proyeknya. Konflik bisa terjadi kapan saja dan tiba-tiba dalam bentuk yang bisa saja tak terpikirkan sebelumnya. Hanya mereka yang siap menghadapi untuk menuntaskannya.

Setiap Manajer Proyek yang benar akan memberitahu timnya bahwa konflik adalah bagian dari pekerjaan. Apakah konflik yang terjadi itu dari sebuah masalah kecil di dalam tim atau sumber eksternal yang mengganggu kemajuan kerja proyek. Bagaimana berurusan dengan konflik akan menentukan apakah proyek akan berhasil atau berakhir sebagai sebuah kegagalan.

Bagaimana menyelesaikan konflik yang terjadi di tempat kerja? 

  1. Pertama yang penting diingat adalah harus tetap tenang. Sebagai Manajer Proyek, anda akan menemukan diri di tengah kobaran api. Perlu dipastikan agar tetap tenang dan bisa bekerja menyelesaikan konflik. Dalam lingkungan dengan banyak orang yang berada dalam tekanan kerja (stress), akan mendukung suasana orang-orang mudah marah. Kemarahan hanya akan membuat situasi menjadi buruk. 
  2. Jika merasa masalah yang datang begitu besar dan tiba-tiba, sehingga seperti tak mungkin diselesaikan, maka lebih baik mengambil langkah mundur untuk bernafas teratur dan menenangkan mental. Paling penting adalah mempertahankan tetap rasional dan menunjukkan sifat kepemimpinan dengan tidak terlalu emosional. Pikirkan sebelum memutuskan berbuat suatu reaksi.
  3. Segera mungkin tangani konflik yang muncul, jangan menunda. Jangan biarkan konflik bercokol, dengan asumsi itu akan reda dengan sendirinya. Dalam kebanyakan kasus di proyek, konflik yang timbul karena sesuatu yang tidak diucapkan. Miskomunikasi antara stakeholder proyek dapat menjadi bom nuklir. Jika ada dugaan terjadi sesuatu yang salah, segera bicara dengan tim proyek. Jika ada masalah hadapi dengan transparan.
  4. Jangan larut dalam suasana saling salah menyalahkan orang. Sikap defense orang akan timbul jika disalahkan, itu adalah reaksi alamiah. Terimalah jika seseorang harus salah atau mungkin anda sendiri yang salah. Orang-orang wajar saja membuat kesalahan dalam hidupnya. Dengan menerima kesalahan tidak membuat anda menjadi orang yang buruk, atau Manajer Proyek yang buruk.
  5. Jika penyebab masalah sudah teridentifikasi, lebih baik menerimanya. Jika anda adalah penyebab masalah itu, tindakan selanjutnya adalah meminta maaf dan memperbaikinya. Jika masalah terletak pada pihak lain, terimalah kesalahan mereka dan lanjutkan pekerjaan. Menerima bahwa kesalahan terjadi, dan menerima tanggung jawab bawahan atas kesalahan yang terjadi adalah hak Manajer Proyek.
  6. Pemecahan konfilk memerlukan kompromi, tapi jangan membatasi diri dengan pilihan yang disajikan. Berfikir kreatif tentang solusi terbaik. Solusi pertama yang datang belum tentu yang terbaik. Buat daftar semua solusi yang mungkin, serta kondisi pro dan kontra yang menyertainya. Selanjutnya analisa dengan menggunakan format SWOT, yaitu daftar kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.
Apapun solusi yang datang dan apapun jalan solusi yang ditempuh, perlu diingat bahwa masih ada satu tujuan utama, yaitu keberhasilan proyek, jangan sampai kehilangan momentum. Segera identifikasi sumber konflik dan menanganinya secara langsung.

0 komentar:

Posting Komentar

Video Anda

Asosiasi

Asosiasi
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia