Konstruksi bangunan pemecah gelombang atau yang lebih dikenal dengan pemecah ombak atau 'breakwater' merupakan prasarana yang dibangun dan berfungsi untuk memecahkan ombak atau gelombang dengan menyerap sebagian energi gelombang. Sehingga, energi gelombang yang berhasil dipecahkan tersebut, kemudian sampai ke pantai menjadi tidak besar. Dengan mengurangi energi gelombang tersebut, maka resiko kerusakan pantai atau abrasi pada lahan reklamasi dapat diperkecil. Selain itu, pemecah gelombang berguna juga untuk menenangkan gelombang di kawasan pelabuhan, sehingga kapal-kapal dapat merapat lebih mudah dan cepat.
Berdasarkan jenisnya, pemecah gelombang terbagi menjadi dua macam, yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan pemecah gelombang lepas pantai. Tipe pemecah gelombang sambung pantai, banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan. Pada tipe breakwater ini membutuhkan peninjauan terhadap karakteristik gelombang di beberapa lokasi sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan prasarana jetty atau groin. Sedangkan tipe pemecah gelombang lepas pantai, banyak digunakan untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Prasarana ini dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai.
Sementara itu, berdasarkan bentuknya, breakwater diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok, yaitu : kubus (cube, modified cube, antified cube, cob, shed), jangkar ganda (dolos, aknom), tetraeder (tetrapod, tetrahedron), kombinasi batang (accopode, core-loc, A-jack), serta aneka bentuk lain (tribar, hollow square). Sedangkan berdasarkan ukuran dan beratnya, breakwater diklasifikasikan menjadi : masif (pejal, sangat besar), bulky (besar, gemuk), dan slender (langsing, ramping). Dan dari jumlah lapis dalam pemasangan di lapangan, diklasifikasikan dalam lapis tunggal dan lapis ganda.
Selama ini, breakwater yang banyak dipakai di Indonesia, sekalipun terlihat sederhana yakni berupa susunan beton yang ditumpuk di pantai, namun teknologinya masih diimpor. Misalnya, model 'Tetrapod' yang dikenal sebagai lapis lindung beton pertama di dunia, ditemukan di Perancis pada tahun 1950. Model 'Dolos' yang populer di Indonesia, ditemukan ahli Afrika Selatan pada tahun 1963. Adapun 'A-jack' teknologinya ditemukan di Amerika Serikat pada tahun 1998. Teknologi 'X-bloc' ditemukan di Belanda tahun 2003, dan 'Coreloc-II' ditemukan di Amerika tahun 2006. Sebagai negara maritim, Indonesia ternyata belum memiliki teknologi breakwater modern temuan ahli dalam negeri dan masih banyak menggunakan teknologi yang patennya dimiliki oleh negara lain.