Minggu, 16 Maret 2014

KAWAT BRONJONG


Pada dasarnya, bronjong merupakan sebuah anyaman kawat-kawat yang diisi dengan batu-batuan, yang berfungsi untuk melindungi dan memperkuat tebing tanah, baik lereng sungai maupun lereng tanggul, menjaga tepi sungai terhadap arus aliran air dan usaha menjauhkan arus aliran air dari tepi sungai yang merusak tebing-tebingnya, serta membuat bendungan untuk meninggikan taraf muka air pada pelaksanaan pekerjaan normalisasi sungai atau untuk mengatasi gerusan air sungai yang deras.

Bangunan bronjong bersifat sementara, bukan konstruksi permanen. Kekuatan bronjong tergantung dari bahan-bahan yang dipakai untuk bronjong, benda-benda yang hanyut melalui bronjong, agresif atau tidaknya aliran air di situ, adanya gangguan-gangguan dan baik tidaknya pembuatan, pemasangan dan pemeliharaan bronjong-bronjong itu.

Bahan yang dipakai untuk bronjong kawat di Indonesia biasanya dari kawat hasil pabrikasi yang mengacu pada SNI 03-0090-1999 tentang Spesifikasi Bronjong Kawat. Bronjong kawat biasanya berbentuk prismatis, berukuran : tebal 0,50 m, lebar 1,00 m dan panjang 3,00 m. Bronjong yang dibuat tebal dan panjang menyimpang dari ukuran di atas, misalnya dengan ukuran tebal 1,00 m, lebar 1,00 m dan panjang 3,00 m, harus tiap-tiap meter panjang dibuat dinding antara (tussen schotten) supaya kuat. Rusuk-rusuk bronjong harus diperkuat dengan kawat dan bilamana perlu kawatnya dirangkap.
Material batu yang dipakai untuk bronjong kawat harus terdiri dari batu yang bersih, keras dan awet, berbentuk bulat atau persegi. Ukuran batu yang diizinkan untuk digunakan adalah antara 15 - 25 cm (toleransi 5%) dan sekurang-kurangnya 85% dari batuan yang digunakan harus mempunyai ukuran yang sama atau lebih besar dari ukuran tersebut, serta tidak boleh ada batuan yang diizinkan lolos lubang anyaman kawat.

Video Anda

Asosiasi

Asosiasi
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia