Minggu, 02 Februari 2014

ALAT BERAT PROYEK KONSTRUKSI

Dalam bidang teknik sipil, alat-alat berat digunakan untuk membantu dalam melakukan pekerjaan pembangunan. Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi berskala besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan dalam mengerjakan pekerjaan, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan mudah pada waktu yang relatif lebih singkat. Alat berat yang umum dipakai pada proyek konstruksi antara lain : dozer; alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell; alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt; alat pemadatan tanah seperti roller dan compactor; dan lain-lain.
Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat yang akan digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat baik jenis, ukuran maupun jumlahnya, Ketepatan dalam pemilihan alat berat akan memperlancar jalannya proyek. Kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan proyek menjadi tidak lancar. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan biaya proyek membengkak. Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya tinggi.

Dalam pemilihan alat berat, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, sehingga kesalahan dalam pemilihan alat dapat dihindari.
Faktor-faktor tersebut antara laim :
  1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan lain-lain.
  2. Kapasitar peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu.
  3. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah gerak (horizontal maupun vertical) dan jarak gerak, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain.
  4. Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan alat berat antara lain : peraturan lalu lintas, biaya, dan pembongkaran. Selain itu, metode konstruksi yang dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat berubah.
  5. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan pemeliharaan merupakan faktor penting di dalam pemilihan alat berat.
  6. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat. Proyek-proyek tersebut antara lain : proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam, dan lain-lain.
  7. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek di dataran rendah.
  8. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lunak.
  9. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.

Video Anda

Asosiasi

Asosiasi
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia