Minggu, 28 Oktober 2012

MATERIAL TAMBAHAN BETON

Pada umumnya material beton terdiri dari semen, air dan agregat (pasir dan kerikil) yang dicampur dan diaduk hingga merata. Perbandingan jumlah material beton akan berpengaruh pada kuat beton itu sendiri. Kuat beton biasanya diukur dengan cara ditekan pada umur beton 28 hari. Beton yang dibuat secara konvensional umumnya mempunyai kuat tekan antara 18 - 32 MPa dengan berat 2,4 ton/m3, disebut dengan beton normal. Sedangkan beton yang mempunyai kuat tekan di atas 35 MPa disebut dengan beton mutu tinggi.

Beton mutu tinggi umumnya didapat dengan cara menambahkan bahan additive dan admixture ke dalam adukan beton sebelum atau selama pengadukan untuk mengubah sifat beton sesuai dengan keinginan perencana. Penambahan additive dan admixture tersebut telah terbukti meningkatkan kinerja beton hampir di semua aspeknya, yaitu kekuatan, kemudahan pengerjaan, keawetan, dan kinerja-kinerja lainnya yang memenuhi tuntutan teknologi konstruksi modern.

Bahan additive dan admixture dapat dibedakan dalam 3 (tiga) jenis, yaitu :
  1. Air Entraining Agent (ASTM C260), yaitu bahan tambahan untuk meningkatkan kadar udara, agar beton tahan terhadap pembekuan dan pencucian, terutama untuk daerah salju.
  2. Chemical Admixture (ASTM C49 dan BS 5075), yaitu bahan kimia yang ditambahkan untuk mengendalikan waktu pengerasan (mempercepat atau memperlambat), mereduksi kebutuhan air, dan memudahkan pengerjaan beton.
  3. Mineral Admixture, yaitu bahan mineral yang dihaluskan dan ditambahkan untuk memperbaiki sifat beton agar mudah dikerjakan dan meningkatkan kekuatan dan keawetan beton.
Bahan tambahan lainnya (miscellanous admixture) adalah bahan tambahan yang tidak termasuk kategori yang disebutkan di atas, misalnya bahan tambahan jenis polimer, fiber mesh, bahan pencegah karat, bahan tambahan yang dapat mengembang, dan bahan tambahan untuk perekat / bonding admixture.

0 komentar:

Posting Komentar

Video Anda

Asosiasi

Asosiasi
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia