Minggu, 31 Agustus 2014

SEMEN PCC RAMAH LINGKUNGAN


Dengan perkembangan industri semen saat ini, pabrikan semen telah mulai memproduksi berbagai tipe semen, dengan aplikasi penggunaan yang hampir mirip. Misalnya, produk Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe 1 dan Portland Composite Cement (PCC). 
Lantas apa yang membedakan kedua jenis semen tersebut, khususnya terkait standar maupun aplikasi atau peruntukannya?

Semen OPC Tipe 1 diproduksi berdasarkan SNI 15-2049-2004. Sedangkan mengenai penggunaannya cocok untuk berbagai macam aplikasi beton, di mana syarat-syarat khusus tidak diperlukan.
Sementara itu, untuk semen PCC diproduksi berdasarkan SNI 15-7064-2004. Semen tipe ini pada dasarnya merupakan Semen Portland yang dicampur dengan aditif bersifat cementitious. Untuk bahan campuran PCC di Indonesia pada saat ini sebagian besar menggunakan abu terbang dan bahan-bahan cementitious lainnya (dalam jumlah yang lebih kecil), dengan porsi semen portland berkisar 80-85 persen. Dengan komposisi PCC tersebut, dapat dikategorikan sebagai suatu variant semen yang mendukung produksi beton ke arah yang lebih ramah lingkungan (mengurangi gas CO2 ke udara), karena mengurangi energi bahan bakar (batubara) dan bahan baku dengan optimalisasi penggunaan klinker (terak).

Semen PCC memiliki kualitas yang bagus. Selain dikenal lebih ramah lingkungan, kualitas semen ini setara dengan Semen Tipe 1, namun sedikit perbedaan dalam karakteristiknya. Kuat tekan Semen Tipe 1 akan sedikit lebih tinggi di umur awal (kurang dari 1 tahun) dan kuat tekan PCC akan lebih tinggi di umur panjang (lebih dari 1 tahun). Keunggulan lainnya adalah PCC lebih mudah dalam pengerjaanya (workability), suhu beton (panas hidrasi) lebih rendah sehingga tidak mudah retak, lebih tahan terhadap serangan sulfat, lebih kedap air, dan permukaan lebih halus.

Untuk bangunan biasa dengan jumlah lantai tidak terlalu tinggi, direkomendasikan penggunaan semen PCC pada pasangan dan plesteran dinding bata, sedangkan untuk kolom, balok, dan lantai beton sebaiknya menggunakan Semen Tipe 1. 
Dengan penggunaan semen jenis PCC, berarti telah menghemat sumber daya alam dan energi, sehingga lebih ramah lingkungan.


Jumat, 29 Agustus 2014

PENGERTIAN KONTRAK KONSTRUKSI


Menurut Standard Handbook For Civil Engineer (Ed. Frederick S. Merrit) ;
Kontrak (konstruksi) adalah suatu perjanjian untuk membangun suatu proyek tertentu berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi, dengan jumlah biaya tertentu, serta menyelesaikannya dalam batas waktu yang tertentu

Menurut buku Contractual Procedures In The Construction Industry (by Ashworth A.) ;
Kontrak adalah suatu perjanjian antara pihak yang disusun berdasarkan penawaran dan kesepakatan

Menurut FIDIC 1987 (Federation Internationale Des Ingenierurs Conceils) ;
Kontrak adalah suatu dokumen yang meliputi :
  • Persyaratan kontrak
  • Spesifikasi
  • Gambar-gambar
  • Bill  of  Quantities (BQ)
  • Penawaran harga
  • Surat penunjukan
  • Surat perjanjian

Kalau coba digabungkan, maka akan menjadi : 
Kontrak konstruksi adalah ikatan perjanjian antara pemilik proyek dengan pelaksana proyek yang disusun berdasarkan penawaran harga dan kesepakatan untuk membangun suatu proyek berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi, dengan jumlah biaya dan waktu penyelesaian tertentu, yang dituangkan dalam suatu dokumen terdiri dari ; persyaratan kontrak, spesifikasi, gambar, BQ, penawaran harga, surat penunjukan dan surat perjanjian.

Minggu, 17 Agustus 2014

PROYEK LEBIH HEMAT DENGAN BIM


Building Information Modeling (BIM) adalah sebuah alur kerja terintegrasi yang dibangun atas informasi yang terkoordinasi dan dapat diandalkan mengenai sebuah proyek, mulai dari desain, konstruksi, hingga operasi. Dengan mengadopsi BIM, arsitek, insinyur, dan kontraktor dapat dengan mudah membangun informasi dan dokumentasi desain digital secara terkoordinasi, menggunakan informasi tersebut untuk memprediksi kinerja, penampilan, dan biaya secara akurat serta menyelesaikan proyek secara lebih cepat, lebih ekonomis, dan dapat diandalkan dengan pengurangan potensi dampak negatif terhadap lingkungan.

"Penggunaan BIM dapat menghemat hingga 20 persen dari biaya proyek" kata Gianluca Nicholas Lange, Regional Industry Manager Autodesk ASEAN. BIM mengubah industri architecture, engineering, dan construction (AEC) global dengan cepat.

Minggu, 10 Agustus 2014

PENANGANAN LIMBAH SISA KONSTRUKSI


Aktivitas dalam pelaksanaan proyek bangunan dapat menimbulkan dampak yang merugikan pada lingkungan sekitarnya. Tetapi dampak negatif tersebut biasanya kurang mendapat perhatian dari para pelaku bidang konstruksi, yang lebih memperhatikan konsep biaya, mutu, dan waktu. Padahal, dampak negatif yang ditimbulkan dapat mengganggu, merugikan, bahkan dapat membahayakan orang-orang di sekitar proyek konstruksi tersebut.

Proyek konstruksi sudah lama dikenal sebagai proyek yang kotor, yang membuat lingkungan di sekitar proyek menjadi kumuh dan berantakan. Banyaknya aktivitas peralatan, pekerja, material, membuat lokasi konstruksi menjadi tidak rapi. Peralatan dan stok barang ditempatkan di sembarang tempat, sisa-sisa material yang bertebaran, dan tentu saja sampah yang dihasilkan dari para pekerja.

Kondisi kerja yang seperti ini dapat membuat kenyamanan, keamanan, dan keselamatan para pekerja konstruksi berkurang. Sisa-sisa bongkaran yang dapat membahayakan pekerja, sisa material ringan yang dapat tertiup angin dan menyebar keluar lokasi proyek, terganggunya aktivitas kerja karena ruang gerak yang terbatas, dan sebagainya pada akhirnya juga mengganggu kelangsungan proyek itu sendiri.

Masalah yang dihadapi dalam pengelolaan limbah konstruksi ini adalah pengumpulan dan pembuangannya tidak dapat dilakukan sendiri oleh kontraktor. Dari segi waktu dan tenaga kerja yang dibutuhkan, kontraktor akan mengeluarkan biaya yang lebih banyak apabila melakukannya sendiri. Sehingga, penanganan limbah ini selalu dilakukan dalam kerja sama dengan pihak lain seperti penyedia jasa pengangkutan sampah.

Selanjutnya, pembuangan limbah keluar proyek dilakukan dengan cara membayar tukang puing untuk mengangkut limbah keluar proyek atau menjual material yang memiliki nilai jual tinggi kepada tukang puing ataupun pedagang material bekas. Jadi, keberhasilan suatu proyek konstruksi, selain memperhatikan waktu, mutu, dan biaya, juga perlu memperhatikan cara yang tepat dalam penanganan sisa limbah konstruksi tersebut.

Minggu, 03 Agustus 2014

TEKNOLOGI CONTOUR CRAFTING


Dalam pelaksanaan konstruksi pembangunan sebuah gedung, terutama bangunan rumah, dalam waktu normal mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan hingga berbulan-bulan. Namun, dengan ditemukannya inovasi teknologi berikut ini, sebuah legenda bagaimana seorang 'Bandung Bondowoso' membangun seribu candi dalam satu malam tidak lagi menjadi sekedar dongeng. Berkat inovasi teknologi yang mirip printer 3D ini, memungkinkan para engineer untuk membangun rumah dalam waktu yang sangat singkat.

Adalah sekumpulan peneliti dari University of Southern California, yang berhasil mengembangkan teknologi printer 3D raksasa untuk kepentingan membangun hunian hingga dua lantai. Teknologi fabrikasi atau pracetakan lapisan per lapisan (leyer) yang disebut sebagai "Contour Crafting", diciptakan oleh Behrokh Khoshnevis. Metode kerjanya, menggunakan derek yang dikendalikan oleh komputer, bak penggunaan teknologi printer 3D, yang mampu mencetak beton untuk membangun rumah hingga dua lantai dengan cepat dan efisien, serta secara substansial mampu mereduksi proses pembangunan rumah secara manual.

Video Anda

Asosiasi

Asosiasi
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia