Rabu, 26 Desember 2012

SISTEM DE-WATERING

Pelaksanaan pembangunan sebuah gedung tinggi (high rise building) tidak akan pernah lepas dari sistem de-watering. Tujuannya adalah untuk pengurasan air tanah yang dapat dikontrol secara tepat untuk mengurangi akibat buruk dari adanya pekerjaan ini. Tingginya muka air tanah, terutama di kota Jakarta akan memaksa digunakan sistem ini. Umumnya sebelum proses pekerjaan de-watering dimulai, akan dilakukan uji pemompaan untuk mengetahui besarnya volume air tanah yang akan mengalir ke dalam lubang galian, serta untuk mengetahui kecepatan proses kembalinya air tanah yang dikuras.

Setelah melakukan pemompaan dan semua diprediksi aman, mulailah pekerjaan de-watering dilakukan dengan langkah-langkah :
  1. Pasang alat ukur air tanah (piezometer)
  2. Pasang sumur pemantau untuk memantau air tanah
  3. Pasang sumur pompa yang jumlahnya dan  kapasitasnya ditentukan setelah didapatkan hasil uji coba pemompaan.
Turun atau naiknya permukaan air tanah dalam setiap sumur pemompaan dibaca dengan menggunakan alat pengukur elektronik (dip meter) yang dipasang pada sumur pemantau. Bila proses pekerjaan struktur basement dimulai, pemompaan akan terus berlangsung. Melalui sumur pemantau, bila ketinggian muka air tanah dalam batas aman, pemompaan sementara dihentikan. Bila pada sumur pemantau terdeteksi adanya kenaikan muka air tanah mendekati ambang yang diijinkan, maka pemompaan kembali dilanjutkan.

Akibat yang muncul adalah pori-pori tanah tidak lagi menyimpan air. Semua air akan tersedot dan masuk ke dalam sumur galian. Resikonya, beban yang ada di permukaan akan menekan tanah ke bawah dan mengalami penurunan. Besarnya penurunan tergantung pada sisa daya dukung tanah yang ada. 

Minggu, 23 Desember 2012

RETAINING WALL PADA PEMBUATAN BASEMENT

Retaining wall merupakan sebuah keharusan untuk pembangunan sebuah gedung bertingkat tinggi dengan jumlah basement lebih dari dua lapis. Munculnya galian tanah basement akan membuat perubahan struktur tanah di sekitarnya. Resiko yang paling awal adalah runtuhnya tanah di sekitar lokasi galian, sehingga akan ada pergerakan gedung di sekitarnya. Bahayanya adalah, gedung akan bergeser. Pergerakan gedung di sekitar lokasi galiian biasanya terlihat dari adanya retakan tanah di sekitar gedung. Selanjutnya akan diikuti dengan miringnya gedung tersebut. 

Kejadian seperti ini tentulah tidak dikehendaki. Untuk mengantisipasi faktor tersebut dan demi kelancaran pekerjaan pembangunan, maka dibuatlah dinding penahan tanah atau retaining wall. Ada dua jenis dinding penahan tanah, yaitu retaining wall beruntun dan dinding diafragma.

Retaining Wall Beruntun

Retaining wall ini memakai pile yang disusun berdempetan sedemikian rupa untuk mendapatkan daya tahan tehadap tekanan tanah lateral. Biasa juga disebut dengan istilah secant pile karena memang pile ini saling bersinggungan satu sama lainnya. Ada dua jenis pile yang mempunyai karakteristik yang berbeda. 1) Pile primer yang merupakan rangka struktur utama dinding penahan tanah terbuat dari beton bertulang dengan mutu K-225. Bila dimensi pile dirasa kurang aman, diperlukan support kekuatan berupa pemasangan angkur tanah (ground anchorage). 2) Pile sekunder terbuat dari campuran semen dan bentonite, tanpa tulangan.  Mutu beton antara K-175 sampai K-225. Pile sekunder harus mudah dipotong dengan mesin bor.

Dinding Diafragma

Dinding diafragma adalah sistem pengembangan lebih lanjut dari sistem secant pile. Dinding diafragma atau dinding sekat adalah sebuah membran buatan dengan ketebalan sesuai tebal alat penggali grabber dan kedalaman tertentu. Penggunaan sistem dinding diafragma sangat ekonomis, karena ada banyak faktor menguntungkan bila dibandingkan dengan sistem retaing wall secant pile.

Rabu, 19 Desember 2012

PEMBUATAN BASEMENT

Basement adalah bagian dari sarana sebuah gedung bertingkat tinggi. Tidak mungkin sebuah gedung tinggi dibangun tanpa adanya basement. Umumnya luas lantai basement menghabiskan areal tanah yang ada. Lantai basement biasanya dimanfaatkan untuk : 1) balancing gedung di atasnya, 2) ruang parkir kendaraan, 3) ruang pengelola gedung, 4) pendukung utilitas gedung, seperti penempatan ruang panel, reservoir, dan kebutuhan lain.

Adanya basement tentunya akan ada penggalian tanah. Bagian ini yang biasa terjadi dan merupakan langkah awal berdirinya sebuah gedung tinggi. Kendala yang dihadapi pada pekerjaan galian basement adalah faktor runtuhnya dinding tanah vertikal. Runtuhnya dinding galian tanah ini bisa terjadi bila kedalaman galian lebih dari 2 meter. Makin dalam galian tentu resiko runtuhnya lebih besar. Bila di sekitarnya sudah ada bangunan, runtuhnya galian tanah akan membawa bangunan di sekelilingnya.


Sebelum ditemukan sistem pengamanan galian tanah, secara konvensional galian tanah akan melebar ke empat penjuru, membentuk dasar segi empat dengan kemiringan galian 45 derajat, di mulai dari dasar galian. Akibatnya, bidang galian menjadi melebar dan sudah dipastikan biaya untuk menggali dan mengurug kembali akan sangat mahal.

Pada akhirnya metode galian tanah telah berubah. Cara konvensional tidak lagi dipakai untuk pembuatan basement. Sekarang pengamanan galian dilakukan dengan terlebih dahulu memasang retaining wall sebelum dilakukan penggalian tanah.

Minggu, 16 Desember 2012

KESETARAAN DENGAN KONTRAK FIDIC

Kesetaraan hak dan kewajiban antara kontraktor atau konsultan dengan pemilik proyek (owner) pada proyek konstruksi dapat tercapai, jika kedua belah pihak memiliki itikad baik. Tetapi itikad baik saja yang bersifat abstrak itu tidak cukup. Perlu perbaikan sistem demi penataan dunia jasa konstruksi yang lebih baik. Pengaturan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban pada hakekatnya merupakan tujuan pengaturan jasa konstruksi menurut UU No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. 

FIDIC sebagai institusi internasional telah menerbitkan berbagai jenis standar persyaratan umum kontrak konstruksi yang direkomendasikan penggunaannya oleh institusi pemberi pinjaman internasional, dan hingga kini telah dipakai di lebih dari 70 negara di dunia. Klausul-klausul dari FIDIC General Conditions of Contract memberi ruang untuk perubahan, tetapi para pihak harus benar-benar memahami lingkup kerja yang disepakati oleh para pihak pada saat tender, yang kemudian disepakati dan ditandatangani menjadi sebuah kontrak. 

Jika selama pelaksanaan konstruksi tidak terjadi perubahan lingkup kerja atau perubahan kontrak, tidak diperlukan adanya perubahan atau perpanjangan waktu. Sebaliknya, jika terjadi perubahan lingkup kerja dari yang disepakati dalam kontrak, maka akan terdapat pekerjaan tambah, dan sebagai konsekuensinya terjadi penambahan biaya dan waktu. Klausul-klausul dari General Conditions of Contract yang dibuat oleh FIDIC memberikan keadilan dan keberimbangan yang didambakan pihak kontraktor, sehingga lembaga pemberi pinjaman seperti World Bank, ADB dan JBIC mensyaratkan penggunaannya. 

Kasus perbedaan interprestasi atas isi suatu klausul kontrak, kadang terjadi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan menginterprestasikan isi klausul kontrak atau istilah-istilah legal, di samping faktor perbedaan kepentingan dari para pihak. Di satu sisi, pihak penggunan jasa ingin mempertahankan harga kontrak, sedangkan di sisi lain, pihak penyedia jasa berusaha untuk menaikkan harga kontrak.

Rabu, 12 Desember 2012

KONTRAK FIDIC

Liberalisasi perdagangan jasa konstruksi tidak bisa dihindari dalam persaingan global saat ini. Sejumlah kontraktor asing mulai menyerbu Indonesia untuk menggarap proyek konstruksi. Para pelaku jasa konstruksi nasional harus bersaing dengan kontraktor asing. Di sisi lain peluang menggarap proyek konstruksi di luar negeri terbuka lebar.


Menghadapi liberalisasi, para pelaku jasa konstruksi nasional dituntut meningkatkan diri sesuai standar internasional. Salah satunya menguasai kontrak konstruksi yang biasa digunakan dalam proyek-proyek perusahaan asing atau didanai lembaga internasional. Misalnya, kontrak yang diadopsi oleh Federation Internationale des Ingenieur Consells (FIDIC).

Badan yang didirikan sejak 1913 dan beranggotakan 83 negara ini telah menerbitkan berbagai persyaratan umum kontrak, diantaranya FIDIC Conditions of Contract for Constrction (FCCC), Multilateral Development Bank Harmonised Edition yang telah diadopsi Indonesia khususnya untuk proyek yang didanai bantuan asing World Bank, ADB dan JICA.

Dalam proyek konstruksi, FCCC sangat direkomendasikan untuk persyaratan umum kontrak. Sejalan dengan itu, pemahaman lebih dalam tentang persyaratan umum kontrak mutlak diperlukan guna penanganan proyek secara profesional berdasarkan international best practice. Di Indonesia, anggota tunggal FIDIC dipegang oleh Ikatan Nasional Konsultan Indonesi (INKINDO).

Minggu, 09 Desember 2012

SUMUR RESAPAN BETON PRACETAK

Di Indonesia, produk beton pracetak dinding poros untuk sumur resapan belum banyak produsen yang memproduksinya secara masal. Produk pracetak dinding poros ini dibuat dari material beton poros yang dicetak sedemikian rupa dengan metode dry mix high frequency vibration sehingga menghasilkan permukaan dengan porositas yang seragam.
Penggunaan beton pracetak dinding poros mempunyai kelebihan dibanding dengan sumur resapan konvensional lainnya. Selain kemampuan infitrasinya yang relatif lebih baik, juga mudah dan cepat dalam pemasangannya, biaya bersaing, dan jauh lebih rapi dan kokoh (dapat dilalui kendaraan).

Untuk daerah dengan fasilitas drainase, diperlukan penampungan sumur resapan sebesar 30 liter/m2 kavling. Dan untuk daerah tidak terdapat saluran drainase diperlukan 50 liter/m2 kavling. Sehingga bila terdapat bangunan dengan luas 90 m2, maka paling tidak memerlukan sumur resapan dengan volume 90 m2 x 30 liter/m2 = 2700 liter. Bila beton pracetak dinding poros dengan ketinggian 1 meter disusun tiga tingkat (kedalaman 3 meter) maka akan diperoleh volume 2356 liter. Dan untuk menyesuaikan standar SNI T - 12 - 1990 dalam kasus tersebut di atas, maka diperlukan sedikitnya enam susun atau tiga susun tetapi dibuat dua sumur resapan, sehingga diperoleh volume 4712 liter.

Minggu, 02 Desember 2012

RAKSASA-RAKSASA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DUNIA

Berdasarkan hasil laporan 'Peringkat 200 Perusahaan Jasa Konstruksi Terbesar di Dunia' yang diterbitkan pada pertengahan Juli 2012 lalu oleh International Construction, perusahaan jasa konstruksi asal China kembali menempati posisi di tiga tempat teratas dalam daftar perusahaan-perusahaan jasa konstruksi terbesar di dunia tahun 2012. Selama dua tahun berturut-turut, kontraktor asal China tersebut semakin eksis memantapkan posisinya di tempat teratas dalam daftar peringkat perusahaan jasa konstruksi top dunia.


Peringkat perusahaan-perusahaan jasa konstruksi terkemuka dunia tersebut, ditetapkan berdasarkan pada performance bisnis masing-masing perusahaan selama tahun 2011, yakni ranking terbaik dari total turnover atau penjualan kontraktor tiap negara. Selain itu, juga dilihat dari variabel-variabel pengukur lainnya, seperti : Laporan Tahunan atau Annual Report 200X, dll.

Daftar 10 Perusahaan Jasa Konstruksi Terbesar Dunia Tahun 2012
PERINGKAT
KONTRAKTOR
NEGARA
NILAI PENJUALAN
1
China State Construction Engineering Corp.
China
USD 72.621 juta
2
China Railway Construction Corp.
China
USD 68.848 juta
3
China Railway Group
China
USD 68.409 juta
4
Vinci
Perancis
USD 52.429 juta
5
China Communications Construction Group
China
USD 45.524 juta
6
ACS
Spanyol
USD 39.652 juta
7
China Metallurgical Group
China
USD 34.404 juta
8
Bouygues Construction Division
Perancis
USD 34.370 juta
9
Bechtel
Amerika Serikat
USD 32.900 juta
10
Hochtief
Jerman
USD 32.425 juta

Video Anda

Asosiasi

Asosiasi
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia