Sabtu, 28 Juli 2012

KONDISI TANAH JAKARTA

Seperti sudah diketahui, bahwa permukaan tanah di beberapa daerah di Jakarta mengalami penurunan (land subsidence) setiap tahunnya. Seorang pakar geoteknik, Dr. Chaidir Anwar Makarim, menyatakan penurunan tersebut karena tanah Jakarta yang sebagian besar berupa lapisan lunak yang terbentuk atas lempung. Tanah lunak ini tersebar di Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan sebagian Jakarta Pusat. Sementara tanah di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur relatif bagus.

Menurut Chaidir, tanah lunak terbentuk dari bekas rawa, bekas aliran sungai atau berbatasan dengan bekas aliran sungai, serta timbunan sampah organik yang lama kelamaan membentuk lapisan tanah. Jika dibiarkan, tanah di atas lapisan lunak tersebut akan mengalami penurunan jangka panjang dengan kecepatan bervariasi, sekitar empat hingga sepuluh sentimeter per tahun.

Efek bagi membangun di atas lapisan lunak adalah bangunan terancam turun, yang lama kelamaan akan menimbulkan keretakan pada tembok dan akhirnya merobohkan bangunan. Untuk mengantisipasi, tanah tersebut harus dipadatkan. Untuk bangunan tinggi, mutlak harus menggunakan tiang pondasi yang mencapai lapisan tanah keras.

Bagi bangunan yang sudah terlanjur berdiri di atas tanah lunak, beban pondasi harus dialihkan ke lapisan tanah keras dengan teknik under pinning.

Rabu, 18 Juli 2012

SOIL INVESTIGATION IT'S A MUST

Dalam setiap proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan konstruksi, ada satu tahapan yang sangat penting dan tidak boleh dilewatkan. Tahapan itu adalah survey awal yang bersifat teknis, yaitu survey topografi dan soil investigasi (soil test).


Berdasarkan dari hasil survey awal yang bersifat teknis itulah, dapat ditentukan di mana posisi dan komposisi terbaik, terutama dari sisi kekuatan sub structure maupun upper structure, agar menghasilkan bentuk design optimal sesuai dengan maksud dan tujuan proyek konstruksi tersebut. 

Terkait kekuatan struktur, sub bidang pekerjaan survey soil investigasi (soil test) memberikan informasi jenis lapisan tanah dan kekuatan daya dukung tanah kepada konsultan perencana sebagai pihak yang mengambil keputusan dan justifikasi dalam menentukan jenis sub structure (pondasi), upper structure (struktur atas), dan metode konstruksi apa yang akan digunakan.

Sementara, proses survey topografi dilakukan untuk mengetahui tingkat elevasi tanah, seperti kontur, luas lahan, dan situasi serta kondisi lingkungan existing, di mana akan dijadikan lahan untuk pelaksanaan proyek konstruksi.

Survey topografi dan soil investigasi adalah kebutuhan sangat vital untuk suatu proyek konstruksi, jadi bukan hanya dijadikan sebagai dokumen pelengkap dalam hal proses administrasi dan perijinan.

Sabtu, 14 Juli 2012

SIKLUS KEHIDUPAN PROYEK

Siklus kehidupan proyek merupakan suatu proyek yang direncanakan, dikontrol, dan diawasi sejak proyek disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek tercapai.


Terdapat lima tahap kegiatan utama yang dilakukan dalam siklus kehidupan proyek, yaitu tahap inisiasi, perencanaan dan desain, pelaksanaan dan konstruksi, pemantauan dan sistem pengendalian, dan terakhir, penyelesaian.

Tahap inisiasi proyek, merupakan tahap awal kegiatan proyek, sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifikasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk, sehingga tim proyek dapat dibentuk.

Sementara tahap perencanaan dan desain, yaitu ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka aktivitas proyek mulai memasuki tahap perencanaan. Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung. Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini, adalah membuat dokumen project plan, resource plan, financial plan, risk plan, acceptance plan, communication plan, procurement plan, contract supplier dan perform phare review.

Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan dieksekusi. Sementara itu, kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol penyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek.

Pada tahap akhir aktivitas proyek, hasil akhir proyek beserta dokumentasinya diserahkan kepada pemilik proyek. Kontrak dengan suppiler diakhiri, tim proyek dibubarkan, dan memberikan laporan kepada semua stakeholder yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan. Langkah akhir yang perlu dilakukan pada tahap ini yaitu mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran yang diperoleh selama kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk proyek-proyek di masa yang akan datang.

Rabu, 11 Juli 2012

PERENCANAAN RESPONS SPEKTRUM

Banyaknya gempa yang terjadi dewasa ini menyebabkan para peneliti berusaha keras untuk terus meng-update pengetahuan di bidang Earthquake Engineering dan Structural Engineering. Pengetahuan tersebut, yang tentu saja sangat luas, sangat berperan penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang pada akhirnya akan memajukan umat manusia.

Kini semakin dipahami perilaku dari gempa bumi. Karakter berbagai jenis gempa sudah lebih dipahami, dan pemetaan gempa telah mampu dibuat lebih detail dan semakin akurat. Seiring dengan itu, perkembangan rekayasa struktur bangunan juga turut berkembang. Dan salah satu bagian yang sangat penting dalam rekayasa gempa dan structure engineering saat ini yaitu perencanaan respons spectrum.


Respons spektrum adalah suatu spektrum yang disajikan dalam bentuk grafik / plot antara periode getar struktur T, versus respon-respon maksimum berdasarkan rasio redaman dan gempa tertentu. Respon-respon maksimum dapat berupa simpangan maksimum (spectral displacement, SD), kecepatan maksimum (spectral velocity, SV), atau percepatan maksimum (spectral acceleration, SA) dari massa struktur single degree of freedom (SDOF).

Terdapat dua macam respons spektrum, yaitu respons spektrum elastik dan respons spektrum inelastik. Spektrum elastik adalah respons spektrum yang didasarkan atas respon elastik suatu struktur. Sedangkan spektrum inelastik yang juga disebut desain respons spektrum, merupakan respons spektrum hasil scale down dari spektrum elastik dengan nilai daktilitas tertentu.

Respons spektrum pada ASCE mengacu pada respons spektrum elastik, yang direduksi dengan suatu  nilai R dan redaman 5 persen. Penggunaan nilai R tersebut diperhitungkan terhadap suplai daktilitas yang diantisipasikan, overstrength, redaman (jika berbeda dari 5 persen), kinerja struktur, dan redundansi.

Sabtu, 07 Juli 2012

RANCANGAN SNI GEMPA INDONESIA TERBARU

SNI Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung terbaru, tinggal menunggu pengesahan dari Badan Standardisasi Nasional (BSN). Sudah setengah tahun ini rancangan SNI itu diserahkan ke BSN untuk dipersiapkan agar disahkan.

SNI tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung yang berlaku sekarang ini, disahkan pada tahun 2002. SNI gempa 2002, dasarnya dari UBC (Uniform Building Code) yang diterbitkan lembaga International Council of Building Official (ICBO) yang berada di Amerika Serikat. UBC yang menjadi referensi kala itu adalah terbitan 1997.
Waktu terus berlalu, di Amerika Serikat UBC terus diperbaruhi, dan kini yang terakhir berlaku adalah keluaran dari American Society of Civil Engineers (ASCE) tahun 2010. SNI gempa terbaru yang disusun di tahun 2011 lalu, disepakati mengadopsi ASCE 2010.

Banyak perubahan yang terjadi pada SNI terbaru. Peta gempa sebagai acuan desain struktur bangunan terhadap goncangan gempa, dahulu cuma ada satu macam. Sekarang, dengan SNI terbaru yang akan segera disahkan, terdapat tiga jenis peta gempa, yaitu PGA (Peak Ground Acceleration) yang menggambarkan kecepatan pergerakan batuan dasar, peta respon spektra 0,2 detik dan peta respon spektra 1,0 detik, yang semuanya terkait untuk proses perhitungan.

Sebelumnya, dasar perhitungan dengan gempa terlampaui 10 persen dalam 50 tahun (gempa 500 tahunan), kini menjadi 2 persen resiko keruntuhan dalam 50 tahun (gempa 2.500 tahunan). Ini menjadikan bangunan yang dihitung dengan aturan SNI gempa terbaru ini menjadi lebih liat atau ductile.

Para engineer mesti mau belajar untuk bisa beradaptasi dengan SNI terbaru ini. Beberapa kemudahan sudah disiapkan oleh panitia perumusan peta gempa Indonesia.

Video Anda

Asosiasi

Asosiasi
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia